Kamis, 10 Maret 2016

HIDUP dan MATI (5)

Chapter 5

Mereka hanyut dalam orbrolan, hingga tak sadar senja mulai menyapa mengusap lembut wajah mereka.

Tak sedikitpun terbesit di benak kinan, tentang hal yang begitu mengerikan mengintainya.

“baiklah, paman. Saya pamit dulu, hari sudah sore” ucap kinan, mengakhiri obrolan mereka.

“kalau begitu mari kita sama-sama pulang” (paman kinan, juga tinggal se-atap dengan kedua oratua angkatnya) sambil bangkit dari posisi duduknya, yang kemudian mulai membereskan perkakas.
Sambil tersenyum, kinan berucap “sip paman.”

Para pekerja lainnya sudah sedari tadi pergi dari tempat ini. Hanya tersisa beberapa di lantai bawah. Mungkin mereka sudah terlalu merindukan rumah masing-masing, terutama istri-istri mereka.

“ayo, kinan. Kita turun” paman memanggil dari dekat tangga.
Tanpa berucap apapun, hanya tersenyum lebar, kinan bangkit dari duduknya. Mereka mulai menuruni tangga, kinan lebih dulu, pamannya tepat di belakang. Hanya beda satu langkah.

Mereka kembali bercakap-cakap tentang gedung. Banyak pertanyaan yang kinan lontarkan kepada pamannya.

Hampir sampai lantai 5, kinan sedari tadi sibuk melihat kiri-kanan, memperhatikan apa yang ia lewati. Banyak barang-barang bangunan.

Terlampau serius memperhatikan sekitar, sampai-sampai ia tak sadar, tangga di lantai 6 roboh. Pamannya yang menyadari itu, dengan cekatan langsung mendorong kinan lalu pasrah membiarkan tubuhnya terkubur dalam bongkahan-bangkahan batu akibat robohnya tangga lantai 6.

Tubuh kinan terhempas,

#ODOP2
#Onedayonepost( kamis )

3 komentar:

  1. Hal apa yang mengerikan tengah mencintainya? Hmm

    Semoga tidak bahaya,

    Hihi namanya juga mengerikan masa tak bahaya.
    Yah, setidaknya kinan selalu baik-baik saja.

    Kinan, kau harus hati-hati dan waspada!

    Duh, komentku nyambung engga, sih?

    BalasHapus