Kamis, 10 Maret 2016

HIDUP dan MATI (4)

Chapter 4

kehidupan masa anak-anak hingga selepas SMA, kinan selalu bahagia. Apa yang ia inginkan selalu di kabulkan oleh orang tua angkatnya. Namun, bahagianya tak sempurna. Di sudut-sudut hatinya ada kegersangan, yang tak terjangkau oleh bahagia yang ia dapat. Sungguh, saat itu ia belum menyadarinya.

Baru beberapa tahun lalu ia menyadarinya. Saat itu ia berusia sekitar 16 tahun, ketika ia mulai beranjak dewasa. sebelum hari itu ia telah mengetahui bahwa kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandung, dari cerita-cerita tetangga, maupun dari para keluarga dekat. Hari itu di hari yang begitu terik menyengat, di sebuah proyek bangunan gedung yang telah berjalan 2 tahun-an. Proyek itu adalah millik ayah kinan. Saudara ibu kinan bekerja di sana, atau dengan kata lain, paman kinan ikut bekerja dengan ayah kinan. Di proyek itu, semua pekerja sama rata. Tak ada kata keluarga.

Saat itu, entah kenapa kinan ingin sekali berkunjung ke tempat dimana pamannya bekerja sebagai buruh bangunan.

“halo, paman. Apa kabar hari ini?” sapa kinan dengan raut wajah yang begitu berseri-seri.

“hei, kinan. Heh? Kinan? Wahh tumben kali kau berkunjung kemari. Apa yang membuat mu datang?” paman kinan langsung betanya, sembari membersihkan wajahnya yang dari keringat.

“hehe.. aku hanya ingin melihat keadaan paman saja, dan juga sekalian melihat-lihat” jawabnya sambil nyengir.

“oh.. mari kesana, kita minum teh” sambil menunjuk sebuah kursi panjang di lantai 10.

Mereka duduk di sana sambil minum teh dan mengobrol ringan.

#ODOP2
#Onedayonepost(rabu)

2 komentar:

  1. Kenapa tuh merasa gersang. Tapi ortu angkatnya sayang banget ama kinan.

    #berandai, hihi

    BalasHapus
  2. usahakan jangan menggunakan kata yg tak penting. atau jangan menggunakan pemakaian kata yg berlebihan. (pemborosan kata)

    BalasHapus