Sabtu, 08 April 2017

Minoritas pemikiran

Aku terpaksa menjaga ekspresi wajahku agar tetap terlihat seperti biasa. Tertawa ketika banyak yang tertawa, diam ketika semua diam. Hal seperti ini lah yang membuatku seperti harus untuk mengikuti setiap "Kondisi, situasi namun tanpa toleransi".

Aku adalah minoritas. Aku menganggap diriku seperti itu meskipun fakta yang ada aku berada di tengah tengah(Mayoritas). Tapi biarlah, yang akan aku permasalahkan ketika pendapat dan pemikiran dilecehkan. Okelah, aku bisa memaklumi apa yang membuat kalian tak mempedulikan pemikirian orang lain yang berbeda dari kebanyakan, atau dengan kata lain "Aneh".

Ayolah saya bermohon sebesar-besarnya agar dapat tidak merendahkan orang minoritas. Menjadi seperti ini adalah pilihan hidupku, tanpa ada pihak manapun yang berkaitan di dalamnya.

Ketika aku mencoba membuat diriku nyaman, aku malah di katakan "baper"  lalu sebenarnya apa yang akan aku lakukan??

Ketika aku mencoba membela diri dengan mengatakan aku tidak "Baper" atau semacamnya, yang entalah apa sebab sehingga aku menjadi semakin ditekan.

Diam,  salah. Bicara, salah. Lalu? Di mana kebebasanku? Aku sih sebenarnya bisa saja untuk bertindak semauku, namun tentu sajalah aku tahu itu akan semakin memperburuk keadaan. Satu-satunya yang bisa aku lakukan ialah bersabar. Bersabar dengan keadaan yang menekan.

"Aku ini siapa?"  Ia saya paham aku adalah bukan siapa-siapa.

3 komentar:

  1. Ketika menjadi diri telah pun menjadi pilihan,
    Apalah kata orang, suka-suka mereka berikan penilaian ....

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Biar ga jadi minoritas terus saya temenin.

    Feetri Blogger

    BalasHapus