Senin, 29 Februari 2016

One Day One Post #2

“INSPIRASI??”
Terbaring lemas terlentang menatap langit-langit kamar, yang hanya seluas 4x3 meter. Sumpek dan bau apek menjadi aroma khas kamar ini.

Dengan tenaga seadanya, aku mencoba melayangkan pikiran, berkelana dalam ruang hampa mencari-cari inspirasi. Namun, mungkin hanya beberapa meter saja aku melangkah dalam ruang hampa ini, tubuhku mengerang, jiwaku menjerit dan otakku pun turut serta berontak. Apa ini, mengapa dalam kondisi seperti ini, sulit sekali bagiku untuk  menghadirkan inspirasi. Lagi pula, heii.. apa yang aku lakukan?? Mencari inspirasi?? Apa jugalah yang kan aku dapat dari kata “INSPIRASI??” harapan apa yang ingin coba aku gapai dalam kata “INSPIRASI?” dan mau kemana pula lah khayalku bekelana? Sedangkan aku berada dalam ruangan sempit yang dibatasi tembok, dan hanya beberapa saja lubang udara disini. bahkan untuk bernafas saja tidak cukup, apa lagi untuk mencoba meloloskan khayal?

Sudahlah, lupakan. Lain kali aku tak ingin mencari isnpirasi lagi, tapi aku akan biarkan ia menghampiriku melalui setiap pandangan dan perasaan. Tidak melalui khayal.

#Days 2

One Day One Post

ODOP (One Day One Post). Setahu saya, itu adalah sebuah gerakan yang di tujukan untuk para penulis muda yang ingin mengembangkan atau meningkatkan kemampuan menulis mereka. Dengan cara One Day One Post, atau dengan kata lain, agar para penulis muda ini dapat konsisten.
Nah.. saya juga termasuk salah satu dari 105 anggota gerakan ini.
Mengapa saya bergabung?? Alasan saya bergabung cukup sederhana dan cukup umum, yah.. karna saya ingin mengembangkan kemampuan saya dalam menulis. Sederhana, bukan?

Sabtu, 27 Februari 2016

Puisi

Tak (akan) jodoh

Kau lihat aku, apa kau tahu pikiranku?
Kau pandang ragaku, apa kau tahu dimana aku?
Kau tatap mataku, apa kau tahu isi qolbuku?
Kau tersenyum padaku, apa kau tahu inginku?

Hei, kau yang menginginkan ku, apa kau tahu masalaluku?
Hei, kau yang ingin bersamaku, apa yang kau tahu tentangku?
Hei, kau. Jawablah tanyaku.
Hei, kau. Mengapa kau tertegun?

Berani-beraninya kau ingin berasamaku dengan wujudmu yang seperti itu.
Berani-beraninya kau mengagumiku.
Berani-beraninya kau mencintaiku saat kau masih tersesat
Hei, berani-beraninya kau!!

Berhentilah..
Tuhan takkan merestui
Tuhan takkan meridhoi
Dan kau tahu? Kau dan aku takkan berjodoh

Tunggu dulu, apa kau benar-benar mencintaiku?
Apa kau benar-benar merindu padaku?
Dan, apa kau benar-benar ingin bersamaku?
Jika ia, ku harap kau kejar aku, kau perjuangkan aku!

Karya: Makhluk abstrak

Minggu, 21 Februari 2016

Puisi

Keras

Mengambang terbang melayang di awan
Bak elang bingung mencari sarang
Melangkah menerka arah meraung gendala
Membentang aral berirama kesal

Sungai deras menghantam kebas
Menerabas tanpa alas
Berkelana ingin bebas
Termala keras meraung ganas

Hasrat berdendang mengepal gagang
Terkapar malang di pinggir jurang
Lanar menyerang sungguh tiada kepalang
Menerabas karang berirama garang

Mereka sibuk mengarang deru angin
Berpalang kabut mendengar buta
Terlena dunia bergeming gelisah
Tak peduli darah bercucuran dasar binatang.

Karya: Makhluk Abstrak