Senin, 21 Maret 2016

HIDUP dan MATI (8)

HIDUP dan MATI

Chapter 8

Tak lama setelah kepergian ayah kandung dan kedua orang tua angkatnya, kinan memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah megahnya dan di percayakan kepada tetangga dekatnya. Bisa di katakan tetangganya yang satu ini sudah menjadi bagian dari keluarga kinan. Sejak saat itu pula, para kerabat dan tetangga kinan tak ada yang mengetahui kemana keberadaannya.

**

“astagfirullah al adzim” kinan begitu terkejut saat melihat jam dinding di kamar kecilnya. (10:35)
Setelah ia terbangun dari mimpi buruknya, ia sama sekali belum bangkit dari tempat tidurnya. Mimpi buruk itu cukup untuk membuat kinan bernostalgia di pagi hari hingga siang.

Hari ini kinan benar-benar tak semangat untuk mencari Rezeki penyambung hidup, akibat mimpi buruknya semalam. Tapi ia berpikir “bisakah aku makan hari ini jika aku hanya berbaring malas-malasan disini?”. Akhirnya kinan mulai bergegas, menuju stasiun kereta dekat kontrakannya.

“hei hei bro, sedang apa kau disini, dan apa yang membuatmu datang terlambat?” di pojok-pojok stasiun, anto menghampiri kinan yang sedang duduk membungkuk dan menunduk.

“tidak ada apa-apa, anto” seperti biasa, kinan tak banyak bicara.

Tentunya anto telah paham dengan situasi seperti ini, ia tahu bahwa kinan tak jujur padanya. Anto benar-benar tahu apa yang di rasakan kinan, setelah mendengarkan ceritanya beberapa waktu lalu.

Tak banyak bicara anto beranjak meninggalkan kinan sendiri, dan melanjutkan menghibur para calon penumpang.

#ODOP2
#SENIN

3 komentar:

  1. pengen baca lanjutannyaaa.

    BalasHapus
  2. baru baca yg ini..harus dr awal kali yaaa..

    BalasHapus
  3. Hei, Kinan. Kau kenapa harus meninggalkan rumah, sih? Tanpa kau pergi dari rumah kau masih tetap bisa jalani hidup seperti biasa.

    Semoga lekas bertemu dengan tambatan hatimu. Supaya tak lagi merasa berada di zona kesunyian yang mendalam.
    #eh, keluar tema. Hihi
    #maafkan..., maafkan...,

    BalasHapus