Jumat, 01 April 2016

HIDUP dan MATI (15)

HIDUP dan MATI

Chapter 15

Nyanyian alam seakan mengiringi merangkaknya mentari, sebagai pertanda hari baru telah tiba. Jalan-jalan kota mulai di penuhi oleh binatang besi yang canggih. Kesibukan bertebaran, sinar mentari menghiasi. Bahkan malaikat pun sibuk menebar rezeki dari Tuhan.

Kinan dan anto, bersama mawar, juga sidra pun demikian. Mulai hari ini mereka sibuk, terutama kinan dan anto. Demi meraih cahaya masa depan yang cerah. Demi meraih kebahagiaan yang sesungguhnya.

Hari ini hari yang dimana kinan dan anto  mulai beraktivitas di kampus. Kemudian mencoba menyisihkan ingatan di stasiun kota, tempat mereka mengais rezeki.

Anto sangat beruntung dapat bertemu dengan kinan. Sebelumnya, anto terlahir dari keluarga yang memang kurang mampu. Hampir tak pernah terpikirkan oleh anto bahwa ia akan berada disini. Ditempat dimana beribu manusia menuntut Ilmu demi kecerahan masa depan nanti.

Dalam kesempatan yang takkan terulang kali ini, Anto mengambil jurusan Ilmu Ekonomi. Yah, sesuai dengan latarbelakangnya. Ia mempunyai impian untuk merubah kehidupanya beserta keluarga dan keturunannya kelak.

Sedangkan kinan, anak muda yang terlahir dari keluarga yang bertolak belakang dengan anto ini, ia memutuskan untuk memilih jurusan Ilmu Politik. Kinan sudah sejak lama memiliki ketertarikan dalam ranah perpolitikan. Ia sempat berimpian untuk menjad presiden dan membuktikan kepada kedua orang tuanya yang merawat ia sedari kecil, bahwa ia mampu. Namun, impian itu hampir padam. Tapi meskipun begitu, bukan berarti kinan tak lagi tertarik dalam dunia politik. Apalagi lingkaran perpolitikan di Indonesia, ia benar-benar muak melihat elit-elit politik yang menyalahgunakan Ilmu Politik itu sendiri. Ia ingin sekali membuat orang-orang seperti mereka jera.

Sedangkan mawar, seorang muslimah dengan tutur katanya yang lemah lembut ini, yang telah satu tahun lebih dulu menjalani masa pendidikannya dari pada kinan dan anto ini, Bergelut dalam bidang Keagamaan. Bila dilihat parasnya, laki-laki mana yang tak menginginkannya. Beruntung mawar bukanlah perempuan murahan yang sama sekali tak merasa malu, bahkan sengaja memamerkan auratnya. Berharap di puji keindahannya.

Hal itu pula lah yang membuat hati kinan berbunga-bunga dan menumbuhkan hasrat untuk menjaganya dan melindulinya dari “Sengatan Matahari”.

Beda halnya dengan sidra, anak muda yang hadir di tengah-tengan keluarga sederhana ini, menggeluti dunia kelistrikan atau semacamnya. Lebih tepatnya, sidra bergelut dalam bidang Teknik Elektro. Ketertarikannya akan itu yang membuatnya berimpian untuk menciptakan inovasi yang benar-benar dapat mempermudah pekerjaan manusia dengan alat atau mesin kelistrikan tertentu.

Sama dengan kinan, sidra pun sangat menghargai mawar. Perempuan muslimah yang akan hidup dalam hatinya sampai kapanpun dan apapun yang terjadi nanti. Biarkanlah waktu yang menjawab segala kekeliruan kisah ini.

Mereka ber-empat mempunyai impian bersama. Yah.. Mereka ingin meraih Kebahagian yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang kekal abadi di Dunia dan tentunya di Akhirat kelak nanti. Sungguh impian yang mulia dan harus berusaha untuk mewujudkannya suatu saat nanti.

1 komentar:

  1. Kenapa tuh? Kinan dan sidra suka ama Mawar? Kinan, kau mengalahlah.

    Ikhlaskan Mawar untuk sidra. Hahaha

    #tertawa jahat. Ops, kaabuuuur

    BalasHapus