Rabu, 05 Oktober 2016

Serial Hidup & Mati Chapter 33


“Mau ke mana kita?” Kinan, bertanya dengan penuh kebingungan pada pamannya.

Mobil sedan hitam meluncur membelah kota yang sunyi di pagi buta. Godfather duduk di samping Kinan, dan memulai obrolan ringan mengenai hari-hari pertamanya di markas besar. Sedangkan sopir fokus memperhatikan jalan. Tak lama berselang, Kinan yang sedari tadi memperhatikan keluar lewat jendela, tak sengaja mendapati papan petunjuk arah yang menunjuk ke “Bandara Internasional”. Sekilas, Kinan mengerutkan dahinya. Sedikit heran. Kemudian tak terlalu jauh dari papan petunjuk jalan yang berwarna hijau tadi, mobil sedan hitam yang Kinan tumpangi, memasuki area bandara internasional. Kinan mulai menebak-nebak.

“Mungkin ada seseorang yang akan datang” Kinan menebak dalam hati.

Tak berselang lama, Kinan mulai menyadari, bahwa tebakannya salah. Ia sudah dapat memastikannya setelah mobil yang ia tumpangi memasuki area landasan terbang yang sangat luas. Kemudian mobil sedan hitam yang Kinan dan Godfather tumpangi itu berhenti di dalam Hangar yang di sana sudah terlihat beberapa orang yang sedang bercakap-cakap, berdiri mengitari meja di tengah mereka.

Di Hangar itu, telah terparkir gagah jet pribadi khusus pebisnis. Jet pribadi itu memiliki kabin yang besar. Kecepatan maksimalnya bisa mencapai 960 Km/h. Panjang jet itu sekitar 17 meter.

Beberapa menit setelah mobil berhenti, Kinan yang baru pertama kalinya melihat pesawat secara langsung, dibuat mematung di dalam mobil, dan masih terus memandangi pesawat pribadi itu. Namun, seketika Kinan kembali mencair saat suara seseorang yang ia kenali mengusik pendengarannya. Pandangannya pun beralih ke arah beberapa orang yang sedang bercakap-cakap sedari tadi. Kemudian Setelah ia menyadari bahwa suara itu adalah suara om beta, Kinan langsung keluar dari mobil, dan menuju ke arah mereka.

“Sepertinya obrolan mereka cukup panas. Bahkan om beta pun, belum menyadari kedatanganku”, Kinan bergumam dalam hati.

Setelah beberapa menit kemudian, obrolan mereka telah usai. Om Beta pun telah menyadari ledatangan , Kinan.  Tentunya Om Beta sangat terkejut setelah melihat Kinan yang ikut bersama Godfather.

“Apakah Godfather berniat untuk mengajak Kinan?? Tapi, Jepang?? Godfather berniat mengajaknya ke Jepang?? Apa yang orang tua(Godfather) itu pikirkan?? Apa dia mulai kurang waras??” Om Beta yang hampir tidak percaya dengan kedatangan Kinan, terus bertanya-tanya pada hatinya sendiri.
“Permisi, pak. Barang yang akan dibawa, telah tersusun rapi di atas pesawat. Pesawat itu sudah berada di jalur lepas landas.” Seseorang yang betanggung jawab di tempat itu, memberitahu Godfather, bahwa pesawat telah siap lepas landas.

“Baiklah. Mari kita berangkat.” Godfather, Tanpa basi-basi lagi, langsung melangkah menuju pesawat

Pesawat yang akan mereka tumpangi adalah pesawat kargo “C-5 Galaxy”. Pesawat kargo atau pesawat pembawa barang itu, dapat menampung barang 120 ton.

Kinan yang baru kali ini menatap jelas sebuah “Besi Terbang”, makin tercengang ketika ia melihat pesawat kargo yang berukuran raksasa itu telah bersiap untuk lepas landas.

Beberapa menit kemudian, Godfather, Om Beta, dan Kinan telah berada di udara, membelah awan lembut di pagi buta.

Kinan merasa dirinya seperti orang “Terkonyol”. Bahkan ia belum tahu, kemana tujuan mereka. Namun, hanya satu yang ia yakini, pesawat yang ia tumpangi itu akan menuju ke satu tempat yang belum pernah ia bayangkan sama sekali.

Kinan yang telah berada di dalam pesawat kargo itu, masih sibuk melihat-lihat. Sesekali ia menatap keluar jendela.

“Paman, ke mana tujuan kita? Lalu, mobil-mobil super(Super Car) itu, akan dikirim ??” Kinan yang sangat penasaran, mulai bertanya.

“Kau sabar saja. Kita akan berkeliling bumi”.
“Berkeliling, Bumi?’
“Maksudnya?”

“Yah, kita akan berkunjung ke setiap negara/Kota yang telah kami kuasai.”
“Kau tenang saja, nak Kinan. Yang akan kau lakukan ketika kita tiba di sana, hanyalah tersenyum ramah kepada setiap orang di sana. Siapapun itu. Aku akan mengenalkanmu kepada setiap pimpinan di setiap penjuru Bumi ini”
Kinan tak merespon, bahkan dengan mimik wajahnya sekalipun.
Kinan sangat menikmati perjalanan pertamanya ke luar negri, dan sekaligus perjalanan pertamanya dengan menumpangi pesawat. Bahkan pesawat yang berukuran jumbo.

Dalam perjalanannya, kinan lebih sering melihat keluar jendela. Menikmati pemandangan yang belum pernah ia sebelumnya. Hari itu adalah hari yang sangat berkesan baginya, dan itu takkan terlupakan.

Mungkin ia dapat menikmati pemandangan sangat tenang. Terlampau serius, Kinan hampir tak menyadari bahwa ada sebuah pesawat tempur yang terbang sejajar dengan pesawat yang Kinan tumpangi. Spontan, Khayalnya terpecah akibat pesawat tempur itu. Kemudian, Kinan mencoba melihat jendela bagian kanan, ternyata juga ada pesawat tempur yang terbang sejajar. Genaplah, Pesawat Kargo yang Kinan tumpangi, diapit oleh dua pesawat tempur yang siap kapan saja untuk menembak. Sedangkan Godfather yang telah terbiasa dengan situasi seperti itu terlihat tenang-tenang saja. Ia memberikan kepercayaan kepada Om beta sebagai pilot, dan satu temannya sebagai Ko-pilot.

Kedua jet tempur itu belum juga minggat dari mengapit pesawat kargo yang Kinan tumpangi. Dalam ketinggan 35.000 kaki dari permukaan laut, apapun bisa terjadi. Om Beta sebagai pilot andalan Godfather, mencoba untuk menghubungi kedua jet tempur yang mengapitnya. Tapi itu sia-sia saja. Kedua jet tempur itu tidak memberikan sedikit respon.

Siapapun yang sedang berada di ruang kendali, akan meresakan ketakutan yang sama. Wajah pucat, bibir kering, jantung Berpacu dengan kecepatan maksimal, dan “kebelet pipis”

Lima menit sudah berlalu tanpa kepastian. Om Beta dan anggotanya hanya dapat berpasrah diri. Ia tahu “Tuhan Tahu Yang Terbaik Untuk Hambanya”

5 menit selanjutnya , ruangan kendali kembali “Dingin”, setelah beberapa Menit yang lalu sempat tegang. Kedua jet tempur itu pun telah kembali ke markasnya, setalah memberitahukan bahwa, Pesawat Kargo yang Kinan tumpangi sedang terbang diatas laut armada kapal perang.


To be countinue
#ODOP3










Tidak ada komentar:

Posting Komentar