SERIAL
HIDUP & MATI
CHAPTER 32
Beberapa
saat setelah memasuki ruangan Godfather, kinan langsung mengambil posisi
ternyaman di sofa yang berada dalam ruangan itu.
Godfather,
menyambut Kinan dengan senyumnya yang terlihat begitu “tajam.” Sejenak, ruangan
itu terasa sangat sunyi.
Dengan
ekspresi tak sabar lagi, Godfather langsung mendesak kinan untuk segera
menjawab pertanyaannya, “Aku yakin, kau telah siap dengan jawabanmu.”
Kinan
hanya terdiam. Hampir tak merespon sama sekali.
“Baiklah,
silahkan.”
Sinar
senja menerobos dan menyirami sisi kanan wajah kinan, “Baik. Aku memutuskan
untuk menetap di sini.” Dengan sangat singkat Kinan menjawab pertanyaan pria
yang berada di depannya.
Ia
merasa tak perlu menjelaskan situasinya
saat ini, dan ia pun yakin bahwa pamannya akan paham dengan jawabannya.
Untuk
sesaat, paman Kinan Alias Godfather, hanya terdiam dengan jawaban singkat
Kinan, lalu kemudian dengan senyuman khasnya, ia mulai menanggapi jawaban
Kinan, “haha, sudah kuduga. Kau tak akan mengambil keputusan bodoh. Kau tak
akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku tahu itu.”
Kinan hanya terdiam. Ia hampir tak merespon
sedikit pun . Sinar senja yang menerobos ruangan itu melalui jendela kaca, menyirami
sisi kanan wajah kinan, dan rambut yang hampir menutupi dahinya tergerai
diterpa angin alami yang menyusup melalui jendela gedung tinggi itu.
“Nah,
kalau begitu, karena hari sudah hampir gelap, kau istirahatlah. Hari esok
menunggumu. Aku sendiri yang akan mengantarmu ke kamar yang akan menjadi
tempatmu beristirahat selama kau tinggal di sini.”
Kemudian,
tanpa basa-basi lagi, Godfather mulai berdiri dari kursinya, dan berjalan
menuju pintu, dengan kinan yang tanpa disuruh lagi mengikutinya dari belakang.
Kinan dan Godfather berjalan melalui
lorong-lorong dalam gedung itu yang terdapat banyak penjaga.
Beberapa langkah sebelum Godfather
melewati barisan penjaga yang sedang
santai ria, penjaga-penjaga itu spontan
merapikan posisinya dan siap memberi hormat kepada Godfather. Ia bak
Jendral yang sangat dihargai.
...
Akhirnya
mereka tiba di tempat yang dimaksud oleh Godfather. Namun, Kinan merasa ia pernah ke tempat itu sebelumnya. Yah, entah
apa yang dipikirkan oleh pamannya itu. ia membawa Kinan ke ruang tahanan.
“Hei...,
apa ini? mengapa ia membawa ku ketempat ini?” Kinan mengeluh dalam hati.
Dengan
wajah serius, Godfather bertanya kepada anak dari saudara kembarnya itu,“Inilah
tempatmu, nak. Apa kau suka?”
Seperti
biasa , Kinan hanya terdiam. Namun, kali ini ia terdiam karna ia benar-benar
tak tahu apa yang harus ia katakan. Tentu saja kinan tak menyukai tempat ini. Ia
tak menyangka bahwa pamannya itu akan membawanya kemari.
“Kalau
begitu, silahkan kau masuk dan beristirahatlah.” Godfather menyuruh Kinan untuk segera masuk.
Dengan
wajah lesu, dan kakinya yang mulai terasa berat, mencoba menerima dan melangkah perlahan memasuki
ruangan yang hanya berdindingkan jeruji besi.
Tetapi,
tepat saat kaki kanan Kinan telah menapak pada bagian dalam sel, ia terkejut
karna tanpa ia sadari, Godfather memegangi bahu kiri kinan dengan irama yang
seakan menahannya untuk menghentikan langkahnya. Sontak Kinan menoleh ke arah
pamannya. Ia benar-benar bingung sekaligus heran. Pamannya tersenyum.
“haha,
hei..., ayolah aku hanya bergurau. Mana mungkin aku membiarkanmu tidur di dalam
sel tahanan. Bisa-bisa aku dihajar oleh ayahmu, jika saja ia masih hidup.”
Godfather mencoba mencairkan suasana.
Lagi-lagi
Kinan hanya terdiam. Ia hanya sedikit tersenyum mendengar perkataan pamannya.
Meraka mulai akrab.
“Sudah
aku duga.” Kinan mencoba tenang.
...
“Bagaimana
dengan pengiriman barangnya, apakah lancar?” godfather bertanya kepada salah
satu bawahannya melalui telepon genggam.
“Eee,
i, ia bos. Lancar-lancar saja. Cuma ada sedikit kendala. Tapi bos tenang saja,
kami akan membereskanya” orang di sebrang sana menjawab dengan terbata-bata. Mencoba
membuat Godfather tak memarahinya.
“Baiklah.
Jangan sampai terlambat. Kau tau akibatnya.” Godfather memastikan dengan
ancaman.
Godfather,
sang penguasa mafia dunia ini, selalu paham dengan setiap perkataan anak
buahnya. Ia tak dapat dibodohi.
Selalu bersambung mas...
BalasHapusKaya serial komik...
Ia om :)
Hapus