SERIAL
HIDUP & MATI
Chapter 31
Suasana ruang tahanan begitu senyap, setelah
kinan yang kini telah bergabung dengan Anto
dan Sidra selesai menjelaskan segala hal yang telah terjadi saat ia tak
bersama dengan mereka.
Sedangkan om Beta hanya terdiam kebingungan
mendengarkan Kinan menjelaskan keadaannya.
“Jadi seperti itu?” Anto
memecah kesenyapan.
“Ternyata ketua
komplotan yang menghadang kita malam itu adalah pamanmu?” Anto kembali
memastikan.
“Ya.”
“Hmm ...,
begitu, yah.” Anto melirik Sidra, kemudian om Beta, dan tekakhir Kinan.
Sidra tampak
tak mengerti apa maksud Anto meliriknya. Namun tidak untuk om Beta, ia
mengangguk ke arah Anto. Menandakan bahwa ia setuju, kini giliran mereka yang
menjelaskan situasi, melalui Anto.
“Begini. Kau
pasti terkejut sekaligus bingung, mendapati kami di tempat ini. Aku pun yakin,
kau tak sedikit pun berpikir akan mendapati kami di tempat ini. Beberapa minggu
terakhir setelah malam itu, sikapmu sangat berubah, dan kami(Anto dan Sidra)
sepakat untuk mengikutimu kemana pun kau pergi saat kau tak bersama kami.
Hingga tiba hari ini. yah, mungkin seajuh ini kau sudah bisa mengerti. Kami
mengikutimu ke “Hutan Rimba” ini. sebelumnya aku dan sidra benar-benar tak
pernah menyangka bahwa kau akan mendatangi tempat ini. nah, mengapa kami berada
di sel ini bersamamu, karna kami mencoba masuk untuk mencarimu, apapun
resikonya, dan membawamu kembali. Namun, setelah kami bertemu dengan om beta,
keadaan menjadi terlabik. Sebelumnya kami yang sangat membutuhkan bantuan,
ternyata malah sebaliknya. Yah, kami, kita akan membantu om beta untuk melepas
kekangan terhadap para anggota pasukan elit ini. singkat cerita, pamanmu
itu atau godfather, mengancam akan
membunuh keluarga anggota pasukan elit itu, jika mereka tak menaati aturan yang
berlaku di tempat ini. jadi, karna kita tak terikat oleh aturan di tempat ini,
maka aku dan anto memutuskan untuk membantu om beta dan seluruh anggotanya
untuk memberontak.”
kinan hanya
diam setelah mendengarkan penjelasan dari Anto. Namun, ekspresinya sudah dapat
menggambarkan bahwa ia telah paham.
“Kini giliranmu
untuk memutuskan, apa kau ingin ikut dalam misi membantu om beta dan
anggotanya, dan apakah kau ingin tinggal di tempat ini, seperti yang di
tawarkan pamanmu, atau kau ingin kembali?” Anto yang begitu agresif seperti
biasanya, langsung mendesak Kinan untuk segera memutuskan.
Kinan
benar-benar diperburuk oleh pilihan. Ia tak boleh gegabah dalam memutuskanya,
atau akan ada nyawa orang terdekatnya melayang. Sungguh pilihan yang berat bagi
kinan. Di sisi lain ia teramat ingin untuk mencapai ambisinya dalam mencari
jawaban dari pertenyaan besarnya, dan mencari sesosok perempuan.
“Baiklah, aku
tak punya pilihan lain kecuali tinggal di tempat ini, sekaligus membantu om
beta, dan “kembali bersama kalian” saat aku mendapat tugas lapangan. Aku rasi
itulah satu-satunya pilihan yang tepat, dan dapat mengimbangi keadaan.” Kinan
telah memutuskan.
Keputusannya
adalah keputusan yang sangat tepat. Itulah mengapa Anto dan Sidra menganggap
kinan sebagai pemimpin mereka. Setiap perintah atau keputusan kinan, selalu
menjadi kesepakatan mereka tanpa ada yang keberatan sedikit pun.
Anto kembali
melirik ke arah sidra, “Baiklah, lalu? Apa yang harus kita lakukan?” Tanpa
basa-basi lagi, Anto langsung ingin memulai misi besar mereka.
“Pertama-tama
kita harus menyusun strategi, dan itu serahkan padaku. Tapi aku butuh waktu
beberapa hari untuk itu.” om beta sebagai ketua pasukan elit, sangat lihai
dalam menyusun strategi.
“Sidra,Anto.
Apa kalian ingin bermalam di sel untuk malam
ini?” om beta mencoba memberi pilihan kepada mereka berdua.
“Bermalam di
sini? Tidak, tidak. Aku tidak akan bermalam di sini. Orang tuaku akan bingung
mencariku, nanti.” Sidra mulai sedikit cemas.
Anto hanya
melirik Sidra, tanpa berkomentar sedikit pun. Bagi Anto bermalam di manapun,
jadi.
“Baiklah, kalau
begitu. Akan aku pastikan kalian sampai di tempat kalian dengan aman” om beta
langsung mengerti maksud dari sidra.
Tanpa basa-basi
lagi. Om beta mulai berdiri dan bersiap-siap untuk memulangkan Anto dan sidra.
Namun, belum
sempat om beta bergeser dari tempatnya, salah satu bawahannya, datang.
“Sore, pak.
Godfather memintaku agar tahanan yang bernama kinan itu, dibawa ke ruangannya.”
“Baiklah,
silahkan bawa dia.”
Tanpa basa-basi
lagi salah satu dari pasukan elit itu, membawa kinan kembali ke ruangan
pamannya.
...
Kinan pun tiba
di depan ruangan Godfather, atau pimpinan besar mafia internasional itu, dan sekaligus
sebgai pamannya. Kinan telah menyiapkan jawabannya, dan itu sudah bulat. Ia
yakin, pamannya akan senang mendengar apa yang ia pilih. Kinan benar-benar
telah mengambil keputusan yang sangat bijak. Tanpa ada pihak yang akan
keberatan dengan keputusannya itu. Hal itu lah yang sangat spesial dalam diri
kinan.
To be continue...
penulis: Makhluk Abstrak
Wih mas. Bikin fiksi sampe 31 bagian. Luar biasa!
BalasHapusItu pun butuh waktu bagi saya, Mbak Vin. :)
HapusKeren mas...
BalasHapusAlhamdulillah, meskipun acak-acakan, hehe.
HapusBelom berlanjut?
BalasHapus