Kamis, 08 September 2016

SERIAL HIDUP & MATI 31

SERIAL
HIDUP & MATI
Chapter 31

          Suasana ruang tahanan begitu senyap, setelah kinan yang kini telah bergabung dengan Anto  dan Sidra selesai menjelaskan segala hal yang telah terjadi saat ia tak bersama dengan mereka.

          Sedangkan om Beta hanya terdiam kebingungan mendengarkan Kinan menjelaskan keadaannya.

          “Jadi seperti itu?” Anto memecah kesenyapan.

          “Ternyata ketua komplotan yang menghadang kita malam itu adalah pamanmu?” Anto kembali memastikan.

          “Ya.”

          “Hmm ..., begitu, yah.” Anto melirik Sidra, kemudian om Beta, dan tekakhir Kinan.

          Sidra tampak tak mengerti apa maksud Anto meliriknya. Namun tidak untuk om Beta, ia mengangguk ke arah Anto. Menandakan  bahwa ia setuju, kini giliran mereka yang menjelaskan situasi, melalui Anto.

          “Begini. Kau pasti terkejut sekaligus bingung, mendapati kami di tempat ini. Aku pun yakin, kau tak sedikit pun berpikir akan mendapati kami di tempat ini. Beberapa minggu terakhir setelah malam itu, sikapmu sangat berubah, dan kami(Anto dan Sidra) sepakat untuk mengikutimu kemana pun kau pergi saat kau tak bersama kami. Hingga tiba hari ini. yah, mungkin seajuh ini kau sudah bisa mengerti. Kami mengikutimu ke “Hutan Rimba” ini. sebelumnya aku dan sidra benar-benar tak pernah menyangka bahwa kau akan mendatangi tempat ini. nah, mengapa kami berada di sel ini bersamamu, karna kami mencoba masuk untuk mencarimu, apapun resikonya, dan membawamu kembali. Namun, setelah kami bertemu dengan om beta, keadaan menjadi terlabik. Sebelumnya kami yang sangat membutuhkan bantuan, ternyata malah sebaliknya. Yah, kami, kita akan membantu om beta untuk melepas kekangan terhadap para anggota pasukan elit ini. singkat cerita, pamanmu itu  atau godfather, mengancam akan membunuh keluarga anggota pasukan elit itu, jika mereka tak menaati aturan yang berlaku di tempat ini. jadi, karna kita tak terikat oleh aturan di tempat ini, maka aku dan anto memutuskan untuk membantu om beta dan seluruh anggotanya untuk memberontak.”

          kinan hanya diam setelah mendengarkan penjelasan dari Anto. Namun, ekspresinya sudah dapat menggambarkan bahwa ia telah paham.

          “Kini giliranmu untuk memutuskan, apa kau ingin ikut dalam misi membantu om beta dan anggotanya, dan apakah kau ingin tinggal di tempat ini, seperti yang di tawarkan pamanmu, atau kau ingin kembali?” Anto yang begitu agresif seperti biasanya, langsung mendesak Kinan untuk segera memutuskan.

                   Kinan benar-benar diperburuk oleh pilihan. Ia tak boleh gegabah dalam memutuskanya, atau akan ada nyawa orang terdekatnya melayang. Sungguh pilihan yang berat bagi kinan. Di sisi lain ia teramat ingin untuk mencapai ambisinya dalam mencari jawaban dari pertenyaan besarnya, dan mencari sesosok perempuan.

          “Baiklah, aku tak punya pilihan lain kecuali tinggal di tempat ini, sekaligus membantu om beta, dan “kembali bersama kalian” saat aku mendapat tugas lapangan. Aku rasi itulah satu-satunya pilihan yang tepat, dan dapat mengimbangi keadaan.” Kinan telah memutuskan.

          Keputusannya adalah keputusan yang sangat tepat. Itulah mengapa Anto dan Sidra menganggap kinan sebagai pemimpin mereka. Setiap perintah atau keputusan kinan, selalu menjadi kesepakatan mereka tanpa ada yang keberatan sedikit pun.

          Anto kembali melirik ke arah sidra, “Baiklah, lalu? Apa yang harus kita lakukan?” Tanpa basa-basi lagi, Anto langsung ingin memulai misi besar mereka.

          “Pertama-tama kita harus menyusun strategi, dan itu serahkan padaku. Tapi aku butuh waktu beberapa hari untuk itu.” om beta sebagai ketua pasukan elit, sangat lihai dalam menyusun strategi.

          “Sidra,Anto. Apa kalian ingin bermalam di sel untuk malam  ini?” om beta mencoba memberi pilihan kepada mereka berdua.

          “Bermalam di sini? Tidak, tidak. Aku tidak akan bermalam di sini. Orang tuaku akan bingung mencariku, nanti.” Sidra mulai sedikit cemas.

          Anto hanya melirik Sidra, tanpa berkomentar sedikit pun. Bagi Anto bermalam di manapun, jadi.

          “Baiklah, kalau begitu. Akan aku pastikan kalian sampai di tempat kalian dengan aman” om beta langsung mengerti maksud dari sidra.

          Tanpa basa-basi lagi. Om beta mulai berdiri dan bersiap-siap untuk memulangkan Anto dan sidra.

          Namun, belum sempat om beta bergeser dari tempatnya, salah satu bawahannya, datang.

          “Sore, pak. Godfather memintaku agar tahanan yang bernama kinan itu, dibawa ke ruangannya.”
          “Baiklah, silahkan bawa dia.”
          Tanpa basa-basi lagi salah satu dari pasukan elit itu, membawa kinan kembali ke ruangan pamannya.


...


          Kinan pun tiba di depan ruangan Godfather, atau pimpinan besar mafia internasional itu, dan sekaligus sebgai pamannya. Kinan telah menyiapkan jawabannya, dan itu sudah bulat. Ia yakin, pamannya akan senang mendengar apa yang ia pilih. Kinan benar-benar telah mengambil keputusan yang sangat bijak. Tanpa ada pihak yang akan keberatan dengan keputusannya itu. Hal itu lah yang sangat spesial dalam diri kinan.












To be continue...










                                                                          penulis: Makhluk Abstrak

5 komentar: