Senin, 26 September 2016

Mengapa Aku Ingin Menjadi Penulis

“Mengapa Aku Ingin Menjadi Penulis"

Di dalam dunia menulis, saya lebih dapat dikatakan sebagai “junior” daripada “senior”. Hhmm, entahlah.  meskipun tak ada yang menyebutnya seperti itu.

Sebelum masuk ke pembicaraan inti, akan lebih lengkap rasanya jika saya membahas mengapa saya terjun di dalam dunia menulis. “Mengapa saya terjun ke dalam dunia menulis”.

Sebenarnya hal itu tak penting, penting amat, sih. Hanya saja, saya ingin memperpanjang tulisan ini.

Nah, kembali lagi. “Mengapa saya terjun dalam dunia menulis”. Waktu itu, sekitar 5 tahun lalu, saat status sosial saya masih sebagai pelajar kelas dua SMK. Saat itu adalah hari pertama saya menjalani masa PKL(Praktek Kerja Lapangan), dan pada hari itu pula lah saat pertama kali saya jauh dari orangtua. Tentu saja saat perubahan lingkungan hidup, entah itu manusia atau hewan, pasti akan melalui masa transisi, atau biasa juga disebut sebagai masa-masa beradaptasi. Pada masa itulah entah apa yang merasuki saya, sehingga saya merasa ada sesuatu yang “menusuk” dada saya hingga tembus, melalui sela-sela tulang rusuk, menyusup di bawah paru-paru. Saya tak begitu yakin di mana, tapi saya bisa pastikan itu di dada saya. Tusukan itu menyakiti dada saya. Itulah yang memotivasi saya untuk mencurahkan apa yang saya rasakan ke dalam tulisan. Namun, itu hanya menjadi privasi. Setelah hari itu, kejadian-kejadian tertentu dan hal-hal baru yang saya pahami, pastilah itu akan saya tuangkan ke dalam tulisan. Dengan maksud, agar saya tetap mengingat itu. Sekalipun otak adalah alat mengingat tercanggih yang pernah ada.

Sejak hari itu, saya terus mengembangkannya. Hingga tiba saat pertama kali terbesit di pikiran saya keinginanan menjadi seorang penulis. Namun, beberapa menit kemudian, saya bertanya dengan apa yang saya pikirkan. “Bukankah saat ini pun saya adalah seorang penulis?” kemudian saya kembali berpikir, “Jika saya adalah seorang penulis, apakah saya tahu kewajiban seorang penulis?”. Saya terus bertanya pada diri saya sendiri, “Apakah saya dapat dikatakan sebagai seorang penulis, hanya karna saya menulis?”. Kemudian saya kembali berpikir, “ Untuk apa saya menulis sesuatu yang tak bermanfaat sama sekali bagi orang lain?”. Mulai dari situ lah saya merasa harus menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Nah, jadi, ketika ada yang bertanya atau ada suatu perkataan seperti inti dari tulisan ini, “Mengapa saya ingin menjadi penulis?”, maka saya akan menjawab atau menimpali perkataan itu dengan, “Karena saya ingin menulis sesuatu yang bermafaat bagi orang lain.”

Sebenarnya inti dari tulisan ini sangatlah pendek. Hanya saja,  kisah sebelum masuk ke  inti tulisan ini cukup panjang. Meskipun jika dilihat kembali, tulisan ini sangat pendek.

6 komentar:

  1. Ehm, ciiee curhat nii... Ehm,

    Terkadang dengan menulis, kita mampu sampaikan apa yang tidak mampu dilisankan. Eh, air mana air.

    Semangat, akh abstrak. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi. Alhamdulillah. Semoga kita semua tetap semangat.

      Hapus
    2. Semangat pagi. Ahihi...

      Semangat and keep istiqamah dalam kebaikan. Ehm,

      Hapus
    3. Haha siap. Semoga tetap semangat. :) hihi

      Hapus
  2. Ayo menulis!
    (pendek ya komentar saya .. hehe)

    BalasHapus