Selasa, 03 Januari 2017

23 Januari 17 by : "Yi"

untuk adikku yang mencintai tulisan

:makhluk abstrak

Puisi itu sejatinya tak bisa berbohong,
Pun jangan pernah di buat untuk bermain-main. Sebab, ia bermukim pada sunyi dengan hujan berteman kertas pena. Seperti halnya saat diri terjaga pada sepertiga malam yang tersisa.

Dan kata-kata itu adalah api. Namun kau bisa menggenggamnya tanpa perlu melepuhkan jemari, atau membelah mimpi hingga ia meleleh seperti airmata terseduh dari retas kecemasan yang sejauh ini telah begitu banyak tertulis.

Entah ia pada punggung-punggung hujan, atau sebuah pagi dari musim tertentu Saat embun lengah menitipkan rindu.

Sama halnya sebuah jarak yang diyakini lebih jauh dari kematian. Seperti menangisi waktu dan mempercayai bahwa sepi adalah "kekasih abadi" untuk para pemuisi. Seperti itu cara ia menggambarkan hujan dan ingatan-ingatan menjadi bentuk ketika ia mampu kau sentuh dengan rasa. Melahirkan kesederhanaan, entah berupa tawa atau duka. Sewajarnya kehidupan.

Sebuah cara mudah untuk memukimkan kecintaan menulis ialah persis ketika matamu sedang melukis Langit. Ada kalanya akan kau temukan kemudahan, juga kerumitan dalam mewarnainya. Jangan cemas, sebab memang seperti itu layaknya sebuah keinginan. Tidak senantiasa mampu ditaklukkan dengan mudah. Kali perjuangan akan menjadi takaran seberapa mampu kau gandeng angin untuk mengabadikan kecerahan seperti maumu.

"Yi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar