Senin, 18 Juli 2016

Serial HIDUP & MATI (29)

Serial
HIDUP & MATI
Chapter 29

Setelah di pukuli habis-habisan di ruang interogasi, Sidra dan Anto kini digiring dengan kedua tangan mereka yang terborgol menuju ruang tahanan.

“Untuk beberapa waktu, di sini tempat kalian” Si bos yang memukuli Anto tadi, mencoba berkata ramah.
Setelah Sidra dan Anto berada di dalam penjara. Si bos pasukan elite itu bukannya langsung beranjak pergi, ia mengambil posisi duduk bersila menghadap ke dalam penjara, dan berhadapan dengan Sidra maupun Anto yang di batasi oleh jeruji besi.
Si bos itu membuka percakapan. “ Hei, siapa nama kalian?” dengan suara yang datar, seperti biasanya
Sidra dan anto saling tatap. Sedikit bingung dengan situasi.

“Aku Anto, dan dia Sidra sahabatku” Anto yang mulai paham dengan situasi, menjawab dengan tenang. Meskipun ia babak belur setelah dipukuli.

“Panggil saja aku, Om beta”
Sidra dan Anto kembali saling melirik satu sama lain.

“Aku di sini sudah cukup lama, sekitar 10 tahun-nan. Memimpin pasukan elit yang menjaga tempat ini. Sejak kami ditugaskan di tempat rahasia ini, hanya beberapa kali saja kami diberi kesempatan berjumpa dengan anak dan istri di rumah. Keluarga kami diancam akan dibunuh ketika kami melanggar peraturan. Jadi, dengan kata lain, keselamatan keluarga kami berada pada ketaatan kami terhadap aturan. Sekali saja kami melanggar. Maka habislah sudah. Hingga saat ini, tak ada cara bagi kami untuk memberontak, kami memilih untuk patuh. Karena keluarga adalah hal yang lebih berharga dari pada nyawak kami sendiri” Si bos yang ingin di panggil dengan nama om beta itu menjeda ceritanya, dengan menghela nafas dalam-dalam. Seakan membuang beban berat.

“Aku merasa, setiap latihan keras yang kami lewati hingga menjadi seperti ini, benar-benar telah disalah fungsikan. Latihan kami sebenarnya untuk mengamankan dan mengabdi kepada negara, Bukannya mafia.” Om beta kembali menghela nafas

“Mungkin ini akan terdengar seperti lelucon. Tapi, aku harus mengatakan bahwa untuk beberapa Alasan dan situasi, Aku sebagai kepala pasukan membutuhkan bantuan kalian. Yah... Kami membutuhkan bantuan kalian untuk memberontak, tanpa ada keluarga kami yang akan menjadi korban. Aku yakin kalian pasti bisa. Karena kalian tak terikat, dan itu kesempatan emas”
Sidra dan Anto kembali baku tatap untuk yang ketiga kalinya. Namun kali ini mata mereka membelalak dan alis yang naik membuat dahi mereka mengkerut, ditambah lagi mulut mereka sedikit menganga karena begitu terkejut mendengar perkataan om beta yang meminta bantuan pada mereka. 2 pemuda yang aktifitasnya hanya sebagai mahasiswa.

“Tentunya akupun akan membantu kalian untuk menyelamatkan teman kalian. Dari awal aku sudah curiga. Kalian ke sini bukanlah untuk mencoba mencuri.”

“Dari mana kau tahu?” Anto yang begitu penasaran langsung memotong.

“Aku tahu benar, kebenaran atas apa yang dikatakan orang lain kepadaku. Saat si tong(paman cs) mengatakan bahwa kalian mencoba untuk menyusup ke tempat ini, aku merasa ada yang ganjil. Kemudian dengan cepat dan sangat teliti, aku mendapatkan “sesuatu” di mata si tong. Dari situlah aku mulai yakin bahwa kalian ini bersekutu dengannya. Aku sudah kenal baik dengan si tong. Meskipun baru 3 bulan.”  Om beta mulai terbuka kepada Sidra dan Anto.

“Tapi om, kami takkan melakukan apa-apa untuk om, kecuali kami bertiga dengan teman kami yang bernama kinan. Ia berada di salah satu ruangan di gedung ini.” Kini Sidra yang mengambil kesempatan untuk menekan om beta agar segera mencari kinan.

Akhirnya mereka pun sepakat bekerjasama untuk memberontak dan menghancurkan mafia raksasa itu, dan dari sinilah dimulai pertempuran antara segerombol “semut merah” dengan kawanan “gorila”.

Nantikan lanjutannya.

Penulis: Makhluk Abstrak






2 komentar:

  1. Hihihi kawanan semut itu kinan dan cs...

    Om beta, maju terus pantang mundur. Berlarilah untuk kau sampai di jalan cahaya.

    Ehm, apa loh Ainayya ini.

    BalasHapus